Sabtu, 25 Februari 2012

KECERDASAN SPIRITUAL HARUS BANGKIT

Pendidikan modern sering terjebak pada penekanan sisi rasional yang berlebihan. Dalam pandangan ini, yang terpenting adalah kemampuan intelektual yang tinggi. Resiko dari pandangan semacam ini adalah penafikan dimensi spiritual pendidikan. Akibatnya, ajaran kitab suci dinafikan, bahkan “Tuhan”pun disisihkan demi pencapaikan kualitas kognifif mahasiswa. Berbeda dengan pandangan ini,  UTY diberi inspirasi oleh wakil rektor UTY untuk menjadi mahasiswa yang unggul dan Islami. Kecanggihan intelektual tetap harus dipandu oleh nilai-nilai spiritual dan rambu-rambu moral. Salah satu dari 7 kualitas lululusan UTY adalah lahirnya sosok-sosok intelektual yang tetap memegang teguh etika Islam yang universal dan menjadi rahmat bagi alam. Kesadaran inilah yang memicu UTY memberikan porsi yang seimbang antara peningkatan kecerdasan intelektual dengan pengembangan kecerdasan spiritual. Mata kuliah yang diberikan diintegrasikan dengan pendidikan moral dan etis. Pelatihan-pelatihan ‘soft-skill’ diilhami oleh hikmah-hikmah ajaran religi.

PELUANG USAHA JUALAN BAKSO

Kita semua tahu bahwa keuntungan berjualan bakso cukup lumayan, baik itu bakso keliling ataupun bakso yang di warung tentu saja jika bakso tersebut latis manis. Peluang usaha jualan bakso terbuka bagi siapa saja yang ingin berwira usaha kuliner. Nah untuk mensiasati agar bakso kita laris manis tentu anda harus faham betul cara membuat bakso, cara melayani pembeli dan sebagainya.
Intinya kita harus profesional dalam hal berjualan bakso, tentu saja untuk bisa menjadi profesional harus belajar terus baik dari pengalaman sendiri maupun dari pengalaman orang lain.
Untuk memulai usaha jualan bakso tentu di mulai dari jualan bakso dalam skala kecil dahulu.Caranya jika belum ada dana untuk membeli peralatannnya maka anda bisa bisa menggunakan peralatan dari dalam rumah terlebih dahulu anda tinggal membeli kekurangannya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk berjualan bakso
* Meja panjang                                 1 unit
* Meja merah                                     1 unit
* Kursi                                                   5 unit
* Sendok                                             secukupnya
* Mangkok secukupnya
* Bakso                                                 150 biji
* Air gallon                                        1 gallon
* Gelas                                                   1 pak
* Kecap                                                 1 pak
* Sambal                                               1 wadah
* Sauce                                                  1 wadah
* Tissue gulung                               1 gulung
* Kompor                                              1 unit
* Daun bawang                                  secukupnya
* Bawang goreng secukupnya
* Seledri secukupnya
* Panci                                                   2 unit
* Es batu                                               secukupnya
* Korek                                                  1 buah korek gas
* Brosur                                               secukupnya
* Kopi,kopi susu                             1 renteng
* Gas 3 kg                                             1 tabun
* Mangkok sterofoam                 50 mangkok
* Irus                                                      1 unit
* Lap                                                      3 buah
* Gunting dan pisau                    masing-masing 1
* Udang goreng                               5 buah
* Piring kecil                                     secukupnya
* Talenan                                              1 unit
* Kantong sampah plastik        2 pcs
* Sarung tangan                               2 pcs

Pengertian Kecerdasan Emosional


Pengertian Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada anak-anak. Orang-orang yang dikuasai dorongan hati yang kurang memiliki kendali diri, menderita kekurangmampuan pengendalian moral.
Goleman (1997), mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Lebih lanjut Goleman (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam meghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.
Sementara Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya Howes dan Herald (1999) mengatakan pada intinya, kecerdasaan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa emosi manusia berada diwilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati, kecerdasaan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain. Menurut Harmoko (2005) Kecerdasan emosi dapat diartikan kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain. Jelas bila seorang indiovidu mempunyai kecerdasan emosi tinggi, dapat hidup lebih bahagia dan sukses karena percaya diri serta mampu menguasai emosi atau mempunyai kesehatan mental yang baik.
Sedangkan menurut Dio (2003), dalam konteks pekerjaan, pengertian kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengetahui yang orang lain rasakan, termasuk cara tepat untuk menangani masalah. Orang lain yang dimaksudkan disini bisa meliputi atasan, rekan sejawat, bawahan atau juga pelanggan. Realitas menunjukkan seringkali individu tidak mampu menangani masalah–masalah emosional di tempat kerja secara memuaskan. Bukan saja tidak mampu memahami perasaan diri sendiri, melainkan juga perasaan orang lain yang berinteraksi dengan kita. Akibatnya sering terjadi kesalahpahaman dan konflik antar pribadi.
Berbeda dengan pemahaman negatif masyarakat tentang emosi yang lebih mengarah pada emosionalitas sebaiknya pengertian emosi dalam lingkup kecerdasan emosi lebih mengarah pada kemampuan yang bersifat positif. Didukung pendapat yang dikemukakan oleh Cooper (1999) bahwa kecerdasan emosi memungkinkan individu untuk dapat merasakan dan memahami dengan benar, selanjutnya mampu menggunakan daya dan kepekaan emosinya sebagai energi informasi dan pengaruh yang manusiawi. Sebaliknya bila individu tida memiliki kematangan emosi maka akan sulit mengelola emosinya secara baik dalam bekerja. Disamping itu individu akan menjadi pekerja yang tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan, tidak mampu bersikap terbuka dalam menerima perbedaan pendapat , kurang gigih dan sulit berkembang.
Dari beberapa pendapat diatas dapatlah dikatakan bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. 3 (tiga) unsur penting kecerdasan emosional terdiri dari : kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri); kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain).
rujukan buku :
Atkinson, R. L. dkk. 1987. Pengantar Psikologi I. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Cooper Cary & Makin Peter, 1995. Psikologi Untuk Manajer. Jakarta: Arcan.
Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Harmoko, R., Agung, 2005. Kecerdasan Emosional. Binuscareer.com

Pentingnya Kecerdasan interpersonal

1.    Pengertian Kecerdasan Interpersonal
Menurut Lwin et al (2008: 197), kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak.
Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas untuk memahami maksud, motivasi, dan keinginan orang lain (Prasetyo dan Andriani, 2009: 74).  Kecerdasan interpersonal, menurut Safaria (2005: 23), merupakan kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menang-menang atau saling menguntungkan (Safaria, 2005: 23).  Menurut Safaria (2005: 23) individu yang tingggi kecerdasan interpersonalnya akan mampu menjalin komunikasi yang efektif dengan orang lain, berempati secara baik, mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang lain, dapat dengan cepat memahami temperamen, sifat, suasana hati, motif orang lain.

Pilihan pekerjaan yang cocok untuk seseorang yang memiliki kelebihan pada kecerdasan interpersonalnya antara lain: guru, konselor, psikolog, psikiater, pekerja sosial, profesioal pengembangan sumber daya manusia, salesman, mediator.
2.    Tiga Dimensi Kecerdasan Interpersonal
Menurut Anderson, sebagaimana pendapatnya dikutip oleh Safaria (2005, 24), kecerdasan interpersonal mempunyai 3 dimensi, yaitu: social sensitivity, social insight, dan communication.
a.  Social sensitivity
Social sensitivity atau sensitivitas sosial merupakan kemampuan individu untuk bisa merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan individu lain yang ditunjukkan baik secara verbal maupun non verbal.
b.  Social insight
Social insight  merupakann kemampuan untuk memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam suatu interaksi social, sehingga masalah-masalah tersebut tidak menghambat relasi sosial yang sudah terbentuk.
c.    Social communication
Social communication merupakan kemampuan untuk berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal. Kemampuan berkomunikasi mencakup keterampilan untuk mendengarkan, berbicara, public speaking, dan menulis secara efektif.
3.    Pentingnya Kecerdasan interpersonal
Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas dapat ditegaskan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan yang sangat penting bagi manusia. Menurut Lwin et al (2008: 199 – 201) dengan kecerdasan interpersonal yang baik seseorang dapat : a. menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial dan mudah menyesuaikan diri, b. menjadi berhasil dalam pekerjaan, dan c. mewujudkan kesejahteraan emosional dan fisik. Dan untuk itulah pengembangan kecerdasan interpersonal merupakan  usaha yang harus dilakukan oleh setiap individu dengan: a. melatih dirinya berkomunikasi secara efektif, b. belajar bekerja sama dengan orang lain, c. belajar untuk memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang lain, d. mengembangkan karakter yang mendukung aktivitas menjalin relasi dengan orang lain, misalnya ramah, rendah hati, berpikiran positif, dst.

REFERENSI
Lwin, May (et al) (2008) Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Yogyakarta: PT INdeks.
Prasetyo, J.J. Reza dan Yeni Andriani. (2009) Multiply Your Multiple Intelligences. Yogyakarta: Andi.
Safaria, T. (2005) Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books. 

Prancis Bangun Kota Paris Palsu

PARIS - Tahukah Anda bahwa pada saat Perang Dunia I, Prancis membangun kota Paris palsu untuk menipu Jerman? Ya, rencana tersebut dilakukan hanya untuk membohongi pesawat-pesawat Jerman dengan menganggap bahwa kota Potemkin adalah ibukota Prancis.

Kota tersebut dibuatkan replika layaknya kota Paris sebenarnya, seperti bangunan, lampu jalan, bahkan replika Gare du Nord, stasiun kereta api cepat yang sekarang masih digunakan di Paris.

Para pekerja benar-benar mengerjakan kota palsu tersebut seperti kota aslinya pada saat itu. Mereka bahkan membuat kaca-kaca pabrik kotor, seolah-olah sudah lama digunakan, kereta-kereta dan juga jalur kereta palsu dibangun.

Hal tersebut dilakukan Pemerintah Prancis karena pada awal abad 20-an, rencana tersebut bisa saja berhasil. Jerman pada saat itu menggunakan pesawat pengebom Gotha.